Sementara itu, Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh Prof Warul Walidin mengatakan dalam sambutannya, OASE merupakan bentuk transformasi dari kegiatan yang semula bernama Pekan ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) yang kemudian dikembangkan menjadi dua event, yaitu OASE dan Pekan Seni Olahraga Nasional (PESONA). Tentunya, dengan menerapkan protokol kesehatan, dan kita tidak boleh lengah dengan pandemi yang seperti ini. Dan, kita patut bersyukur kepada Allah SWT, di masa pandemi ini kita masih bisa melaksanakan kegiatan ini. Ujarnyaĭi samping itu Suyitno mengatakan, hadirnya OASE PTKI ini, sebagai sarana strategis tradisi riset dan kajian keilmuan berbasis keagamaan demi kejayaan Islam. Maka, dengan pelaksanaan OASE perdana ini di UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Insya Allah nantinya, Aceh akan kembali menjadi kiblat ilmu pengetahuan untuk Indonesia dan Dunia”. “OASE PTKI pertama ini harus dimulai dari UIN Ar-Raniry Banda Aceh, karena Aceh adalah tempat yang melahirkan para ulama-ulama besar dengan segala kecendikiawanannya, siapa yang tidak mengenal Syekh Naruddin Ar-Raniri, Syekh Abdurrauf As-Singkili, Hamzah Fansuri, dan banyak Ulama besar lainnya. Atas dasar inilah, UIN Ar-Raniry Banda Aceh dipilih sebagai sebagai tuan rumah OASE PTKI yang pertama. Sebelum menabuhkan rapai, terlebih dahulu Prof Suyitno menyampaikan sambutan, Aceh tidak hanya dijuluki sebagai Serambi Mekkah, tapi Aceh juga dapat dijuluki sebagai Serambi Ilmu Pengetahuan.
0 Comments
Leave a Reply. |